Search This Blog

Showing posts with label Baliem Blue Coffee. Show all posts
Showing posts with label Baliem Blue Coffee. Show all posts

Sunday, October 1, 2017

Secangkir kopi asli Wamena dari Rosanti

Alfrida Gombo (kanan) bersama saudaranya, di kafe miliknya di Skyline - Jubi/Agus
Jayapura, Jubi - Bangunan kafe itu terlihat sederhana. Hanya ada dua buah meja lesehan dengan lantai beralaskan karpet merah. Dindingnya dihiasi lukisan dan pernak-pernik khas Papua, ditambah beberapa lampu berwarna-warni.
Pemilik Banana Leaf Cafe di Skyline, Kota Jayapura itu seorang perempuan. Rosanti Alfrida Gombo, perempuan kelahiran Wamena ini, mengaku memiliki menu spesial yang bisa menarik pelanggan.
"Di sini jual Baliem Blue Coffee. Ini kopi Arabika asli Wamena," katanya, Jumat (29/9/2017).
Ia mengatakan karena usahanya baru dimulai, jumlah pelanggan kadang tidak menentu. Sehari jika sedang ramai, ada belasan cangkir kopi yang terjual. Per cangkir ia mematok harga Rp10 ribu.
"Kadang ramai, kadang juga sepi pengunjung. Ini usaha masih baru juga," katanya.
Selama ini ia mengaku dibantu kerabatnya untuk melayani pelanggan. Kafe dibuka dari pukul 9 pagi sampai 10 malam.
"Beruntung ada saudara-saudara saya yang ikut membantu," katanya.
Selain itu, di sekitar kafe ada beberapa pedagang yang setiap harinya menjual kelapa muda. Jadi, kata dia, pilihan pelanggan untuk bersenang-senang di tempat itu ada banyak.
"Hanya saja kalau yang merokok, di luar kafe telah kami sediakan tempat juga," tuturnya.
Usaha kafe yang baru berjalan sejak akhir Mei 2017 tersebut, diakuinya dimulai dengan modal Rp10 juta. Ia mendapatkan sokongan dana dari seorang kerabat yang kebetulan adalah Direktur PAPUAmart.com, sebesar Rp5 juta.
Dikatakan, uang tersebut dipakai merehab bangunan dan membeli kebutuhan kafe, seperti kopi dan lain sebagainya.
"Sementara sisa modal lain dari orang tua saya. Itu dipakai untuk mengganti sewa bangunan dari pemilik sebelumnya," kata perempuan berstatus mahasiswi Jurusan Ekonomi Pembangunan, di Universitas Cenderawasih itu. 
Motivasinya untuk berbisnis kopi, kata dia, karena selama ini OAP dipandang lemah dalam hal berbisnis. Untuk itu ia ingin mencoba sedikit demi sedikit menghapus stigma tersebut.
"Saya juga ingin bantu mewujudkan visi dan misi 'Papua Bangkit untuk Mandiri dan Sejahtera', yang dicanangkan Gubernur Papua Lukas Enembe," terangnya.
Ia mengatakan semangat untuk berbisnis, juga datang dari dukungan teman dan keluarga. Awalnya mereka ragu, akan tetapi setelah melihat kesungguhannya untuk mengelola kafe, dukungan semakin besar ia dapatkan.
"Pada akhirnya mereka semua bangga, melihat saya sebagai anak Papua berani menekuni usaha ini," tutur anak keempat dari lima bersaudara ini.
Diakuinya, niat untuk berbisnis tersebut bukan untuk menjadi pengusaha sukses. Akan tetapi ia hanya ingin membuktikan kalau orang Papua juga bisa.
"Ini bukan untuk mengejar keuntungan. Kalau untung itu sudah bonus. Saya hanya ingin mengajak dan memotivasi teman-teman, kalau kita bisa bersaing di dunia bisnis," kata perempuan yang hobi membaca buku ini, dengan penuh semangat.
Rosanti mengatakan jika nanti ia telah menyelesaikan kuliah, usaha tersebut akan tetap dipertahankannya. Ia berencana usaha kopi tersebut akan dikembangkan hingga ke beberapa wilayah.
"Tidak hanya di Kota Jayapura, kalau bisa di kabupaten dan kota di Papua. Kalau sukses malah bisa dibuka cabang di mana pun di Indonesia," harapnya. (*)

Saturday, July 22, 2017

Papua Needs to Tap Arabica Coffee Potential

Baliem Blue Coffee by KSU Baliem Arabica at PAPUAmart.com

Baliem Blue Coffee by KSU Baliem Arabica at PAPUAmart.com

Jayapura, Jubi – Second Deputy Chairman of Papua Legislative Council Fernando AY Tinal said Papua has so much potential in the agricultural sector such as Arabica coffee that has not been optimized by the local government at both regional and provincial levels.

He said, for instance the Arabica coffee plant that is suitable to grow in Papua highland areas gets little attention from the local government; yet it has potencial to be a top commodity.

“I hope the Papua Provincial Government through Plantation Office as well as Cooperation, Trading and Industry Office to support the cultivation of Arabica coffee in Papua,” said Tinal on Monday (21/3/2016).

According to him, the Arabica coffee should become one of top export commodities for Papua; moreover it is listed in the world’s stock exchange, New York Stock Exchange (NYSE).

In Papua, said Tinal, Multi-Purpose Cooperation (KSU) Baliem Arabica is already established since 2006. The central office is located in Wamena, Jayawijaya pioneering the cultivation of coffee, coffee processing and national standard export with branding of BBCoffee BBCoffee (Baliem Blue Coffee). KSU Baliem Arabica production areas are including five regencies in highland area, namely Jayawijaya, Tolikara, Lani Jaya, Mamberamo Tengah and Yahukimo.

“Since 2009, BBCoffee exported its products to the international market. The end of 2013, it opened new distribution and sales office in Yogyakarta by launching online and offline market and barter of special product,” he said.

Separately, the Deputy Chairman of Commission II of Papua Legislative Council for Economic Affairs, Madai Gombo said Papua has much potential in agricultural sector to be developed and to improve the community economics.

“For instance coffee, red fruit (pandanus sp), cassava and others. It could become the economic resources for community,” said Madai Gombo.

Not only for agricultural sector, he further said, Papua also has potential for husbandry, such as chicken, cow and pig breeding. Local government should use all potencies. (Arjuna Pademme/rom)